Senin, 18 Juni 2012


TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN SEKOLAH DAN ASPEK-ASPEK ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN SUPERVISI
A.     Tipe-Tipe Kepemimpinan Sekolah
Kualitas sekolah pertama-tama ditentukan oleh faktor pemimpin. Pimpinan sekolah terdiri dari dinas pendidikan, yayasan, kepala sekolah dan komite sekolah.
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki.
Selanjutnya...

Pemimpin bertugas untuk membimbing dan mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin sekolah dituntut memiliki keberanian dan kemampuan menggerakkan bawahan, siswa dan wali murid agar arahan dan instruksinya didengar dan dilaksanakan.Secara sederhana, tipe kemepimpinan sekolah dapat dipetakan sebagaimana bagan berikut.
1. Tipe Tim Leader/Pemimpin Profesional
Ini adalah tipe paling ideal. Pemimpin tipe ini fokus pada tujuan sekolah dan mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh stake holder sekolah.
Team Leader sekolah haruslah orang yang paling paham tujuan, cara dan langkah-langkah mencapai target program dan target kerja secara terprogram, mensupervisi dan mengevaluasi, serta mempertanggung jawabkannya dalam bentuk laporan kerja.
Melalui seperangkat program kerja, tim leader berani dan mampu mengendalikan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan wali murid untuk mencapai tujuan sekolah.Kemampuannya menjalin hubungan baik dengan bawahan dan seluruh stake holder memungkinkan kerjasama yang kompak dan penuh kesadaran. Tipe ini mirip pola kepemimpinan tim sepak bola. Setiap tim biasanya memiliki kapten yang bertugas pengatur tim. Sebagai pemimpin, kapten sepak bola juga turut bermain dengan baik. Karakteristik dan pola kepemimpinan team leader di sekolah adalah sebagai berikut.
a. Team leader adalah guru terbaik di sekolah. Dia mampu memberikan contoh terbaik bagaimana menyusun program, rencana pembelajaran berikut instrumen yang diperlukan. Dia juga paling mampu memberi contoh pembelajaran terbaik.
b. Kelebihan itu memungkinkannya mampu mensupervisi dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
c. Hubungan baik dan kesamaan pandangan memungkinkan semua orang bekerja sama secara kompak.
d. Dia juga harus memiliki kelebihan lain, terutama dalam hal kepemimpinan, managemen dan administrasi, sehingga mampu mengendalikan pengelolaan sekolah sesuai garis kebijakan dan tujuan yang ditetapkan.
2. Tipe Pemimpin Idealis
Ini adalah tipe paling umum. Pemimpin idealis adalah orang yang fokus pada tujuan, hingga kadang kurang menjalin hubungan baik dengan semua komponen sekolah.
Kepemimpinan tipe idealis merupakan yang paling umum di sekolah-sekolah rintisan yang maju. Mereka mampu mencapai hasil bahkan lebih baik dari tipe tim leader.
Fokus pada tujuan menjadikan guru dan pegawai harus bekerja keras. Akibatnya, mereka kadang merasa berat dan tertekan ketika berada di bawah pemimpin idealis yang sarat dengan target kerja betapaun kondisi dan kemampuan bawahannya.
Tipe ini mengacu pada tipe kepemimpinan birokrasi, militer dan perusahaan yang dihadapkan pada target kerja yang ketat. Tipe ini cocok untuk sekolah rintisan atau sedang bermasalah. Pemimpin yang tegas diperlukan ketika berhadapan dengan situasi yang tidak solid, tidak efektif atau terancam.
3. Tipe Nyantai
Ini adalah tipe kepemimpinan yang buruk dan paling umum terjadi di sekolah-sekolah pedesaan. Kepala sekolah memiliki jalinan hubungan baik dengan bawahan, siswa dan wali murid tetapi bukan dalam konteks memuluskan tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah semacam ini biasanya paling disukai bawahan. Meski tidak efektif, suasana sekolah biasa terasa kompak, karena hubungan baik tersebut lebih menonjol dari segi hubungan pertemanan, bukan relasi profesional. Ciri paling umum dari tipe kepala sekolah ini adalah:
a. Guru paling berpengaruh di sekolah karena kemampuan berkomunikasinya, meski sebenarnya bukan guru terbaik. Penguasaan konsep kerja sepenggal-penggal, tapi banyak berbicara meski sebenarnya tidak fokus.
b. Penguasaan managemen, administrasi, dan didaktik-metodik rendah, bahkan di bawah guru kebanyakan. Akibatnya, dia tidak mampu melaksanakan tugas-tugas supervisi, evaluasi, apalagi membimbing guru yang lain.
c. Kualitas kepemimpinan (leadership) rendah dan instan, sehingga disertai dengan terjadi kepemimpinan terbalik. Kepala sekolah justeru segan dan tidak berani memberi instruksi pada bawahan, padahal seharusnya bawahan yang segan kepadanya.
d. Kemampuan berinteraksi dengan guru, siswa dan wali murid sangat baik, hingga sering kali mampu menutupi kelemahan sekolah.
e. Managemen sekolah kurang efisien, karena suka mengadakan kegiatan yang berskala massive.
Sudah barang tentu kepemimpinan seperti ini tidak efektif. Arah program dan kualitas pembelajaran di sekolah tidak akan terfokus pada tujuan yang seharusnya ditetapkan dengan cermat.
Meski demikian, tipe kepemimpinan seperti ini bukan tidak ada gunanya. Kepemimpinan semacam ini biasanya dibutuhkan untuk kepentingan jangka pendek. Para pemimpin semacam ini biasanya dibutuhkan oleh para politisi, tapi bukan sekolahan.
Mereka mampu memobilisasi massa, seperti menggerakkan demonstrasi atau dukung mendukung pejabat. Pada tingkat tertentu mereka mampu memanipulasi emosi banyak orang hingga tanpa berfikir panjang tergerak mendukung atau menentang sesuatu.
4. Tipe Gambar/Simbul
Ini adalah tipe kepemimpinan paling buruk, tetapi banyak juga sekolah yang dipimpin oleh pemimpin semacam ini. Pemimpin hanya berperan sebagai gambar/simbul.
Keberadaannya seolah hanya sebagai syarat kelengkapan saja. Kepemimpinan semacam ini dapat dijumpai pada pemimpin sekolah dengan ciri-ciri:
a. Jarang berbicara mengenai urusan riil di sekolah, karena tidak memiliki konsep pengelolaan sekolah (zero vision) dan fokus pemikirannya tidak ke sekolah.
b. Yang paling banyak dikerjakan biasanya hanya tanda tangan, karena secara riil tidak menguasai tugasnya, baik edukatif, managerial hingga administratif.
c. Pada dasarnya dia lebih nyaman berada di luar sekolah, dan merasa kurang hidup saat berada di sekolah.
d. Cenderung pasrah dan biasa mewakilkan tugas sepenuhnya pada orang lain.
e. Suka menghindari supervisi, evaluasi dan kurang suka ikut pelatihan (managamen, administrasi dan pembelajaran).
f. Kurang suka melakukan rapat dan evaluasi dengan guru, pegawai maupun stake holder sekolah yang lain, karena tidak tahu apa yang harus dibahas.
g. Jarang berinteraksi dengan siswa secara langsung, karena visi edukatifnya lemah.
h. Menunda-nunda pekerjaan, mencari-cari alasan, menyalahkan situasi, aturan atau orang lain karena pada dasarnya tidak mampu melaksanakan tugas, juga tidak berani mengatasi keadaan.
A. Aspek-Aspek Administrasi Pendidikan dan Supervisi
Pengertian Administrasi Pendidikan
Kata “Administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad danministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam BahasaInggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama dengan to saveatau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.Dalam Bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur” , “memelihara” (tolook after), dan mengarahkan. (M. Ngalim Purwanto, 2004 : 1)Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalammencapai suatu tujuan.Sedangkan administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasiansegala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut pautdengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungandengan pengelolaan pendidikan di suatu negara.Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya:- Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang)- Adanya tujuan yang hendak di capai bersama- Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan- Adanya perlengkapan dan peralatanAgar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalandengan baik dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatutahapan proses yang merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervise kepegawaian dan pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsitersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk menadapat gambaran yanglebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di bawah ini akan diuraikan secara lebih rinci :
1.Perencanaan(Planning)
2.Pengorganisasian(Organizing)
3.Pengkoordinasian (Coordinating)4.Komunikasi
Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey: Supervisi adalah suatu programyang memperbaiki pengajaran.
Dalam dictionary of education, Good Carter memberikan definisi sebagai berikut: “Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalammemimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru,menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran danmetode mengajar dan penilaian pengajaran.Menurut Alexander dan Saylor: “Supervisi adalah suatu program inserviceeducation dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.Menurut Boardman: “Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebihefektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pegnajarna, sehingga dengan demikianmereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasimodern

Tujuan Supervisi Pendidikan Meliputi :
a.Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yangsebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usahamencapai tujuannya.
 b.Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari danmemahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid danmenolong mereka untuk mengatasinya.
c.Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapidan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakatyang efektif.
d.Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritisaktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnyadalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya.
f.Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yangdemokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatantentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program yangdisusun.
g.Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutukaryanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
h.Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
i.Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepadamasyarkat agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong sekolah.
 j.Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasisekolah profesinya.k.Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat darimasyarkat.l.Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.
Fungsi Supervisi
Setelah dibuat organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-seksinya, maka kemudian harus diadakan pengawasan (supervisi) oleh pimpinansekolah atau atasannya. Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinantimbulnya situasi yang menghambat jalannya administrasi pendidikan di sekolah.Karena hambatan itu makin lama makin banyak, maka ada kemungkinan tujuantidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan.Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas supervisi ialahsebagai berikut:
1.Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang
2.Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah.
3.Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkanhambatan-hambatan.Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukankepada perbaikan pengajaran.Sehubungnad engan hal tersebut di atas, maka Swearingen memberikan 8fungsi supervisi sebagai berikut:
1.Mengkoordinis semua usaha sekolah
2.Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3.Memperluas pengalaman guru-guru
4.Menstrimulir usaha-usaha yang kreatif 
5.Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6.Menganalisis situasi belajar dan mengajar 
7.Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggotastaf
8.Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guruTugasnya fungsi supervisi adalah untuk memelihara program pengajarandengan sebaik-baiknya.Adapun tugas kepala sekolah sebagai supervisor dapat disingkatkan sebagai berikut:
1.Merancang, mengarahkan dan mengkoordinir semuaaktivitas, agar sekolah berjalan dengan baik menuj tercapainya tujuan sekolah
2.Membimbing para guru agar menunaikan tugasnyadengan penuh semangat dan kegembiraan
3.Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dangiat.
4.Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru-guru,antar murid-murid, antar pegawai, antar kelas sehingga tercapai suasanakekeluargaan
5.Melaksanakan hubungan baik ke dalam dan ke luar 
6.Menjaga adanya koordinasi antara seksi-seksi dalam organisasi sekolah dan sebagainya.Kesimpulan: jadi melaksanakan supervisi adalah membantu meningkatkansituasi belajar pada umumnya dan membantu guru, agar ia mengajar lebih baik,sehingga dengan demikian murid dapat mengajar dengan lebih baik lagi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki.
Administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segalasesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi SekolahAdministrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukanuntuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolahdan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makinmeningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikantersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perluinformasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkutdua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan(reporting system).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dansaran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar