TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN SEKOLAH DAN ASPEK-ASPEK ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN SUPERVISI
A.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan Sekolah
Kualitas sekolah pertama-tama ditentukan oleh faktor
pemimpin. Pimpinan sekolah terdiri dari dinas pendidikan, yayasan,
kepala sekolah dan komite sekolah.
Ibarat
tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat
seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu
pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang
otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke
mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki.
Selanjutnya...
Pemimpin bertugas untuk membimbing dan mengarahkan
bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin sekolah
dituntut memiliki keberanian dan kemampuan menggerakkan bawahan, siswa dan wali
murid agar arahan dan instruksinya didengar dan dilaksanakan.Secara sederhana,
tipe kemepimpinan sekolah dapat dipetakan sebagaimana bagan berikut.
1.
Tipe Tim Leader/Pemimpin Profesional
Ini adalah tipe paling ideal. Pemimpin tipe ini fokus pada
tujuan sekolah dan mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh stake holder
sekolah.
Team Leader sekolah haruslah orang yang paling paham tujuan,
cara dan langkah-langkah mencapai target program dan target kerja secara
terprogram, mensupervisi dan mengevaluasi, serta mempertanggung jawabkannya
dalam bentuk laporan kerja.
Melalui seperangkat program kerja, tim leader berani dan
mampu mengendalikan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan wali murid untuk
mencapai tujuan sekolah.Kemampuannya menjalin hubungan baik dengan bawahan dan
seluruh stake holder memungkinkan kerjasama yang kompak dan penuh
kesadaran. Tipe ini mirip pola kepemimpinan tim sepak bola. Setiap tim biasanya
memiliki kapten yang bertugas pengatur tim. Sebagai pemimpin, kapten sepak bola juga turut bermain
dengan baik. Karakteristik dan pola kepemimpinan team leader di
sekolah adalah sebagai berikut.
a. Team leader adalah guru terbaik di sekolah. Dia
mampu memberikan contoh terbaik bagaimana menyusun program, rencana
pembelajaran berikut instrumen yang diperlukan. Dia juga paling mampu memberi
contoh pembelajaran terbaik.
b. Kelebihan itu memungkinkannya mampu mensupervisi dan
mengevaluasi kinerja bawahannya.
c. Hubungan baik
dan kesamaan pandangan memungkinkan semua orang bekerja sama secara kompak.
d. Dia juga harus memiliki kelebihan lain, terutama dalam
hal kepemimpinan, managemen dan administrasi, sehingga mampu mengendalikan
pengelolaan sekolah sesuai garis kebijakan dan tujuan yang ditetapkan.
2.
Tipe Pemimpin Idealis
Ini adalah tipe paling umum. Pemimpin idealis adalah orang
yang fokus pada tujuan, hingga kadang kurang menjalin hubungan baik dengan semua
komponen sekolah.
Kepemimpinan tipe idealis merupakan yang paling umum di
sekolah-sekolah rintisan yang maju. Mereka mampu mencapai hasil bahkan lebih
baik dari tipe tim leader.
Fokus pada tujuan menjadikan guru dan pegawai harus bekerja
keras. Akibatnya, mereka kadang merasa berat dan tertekan ketika berada di
bawah pemimpin idealis yang sarat dengan target kerja betapaun kondisi dan
kemampuan bawahannya.
Tipe ini mengacu pada tipe kepemimpinan birokrasi, militer
dan perusahaan yang dihadapkan pada target kerja yang ketat. Tipe ini cocok
untuk sekolah rintisan atau sedang bermasalah. Pemimpin yang tegas diperlukan
ketika berhadapan dengan situasi yang tidak solid, tidak efektif atau terancam.
3.
Tipe Nyantai
Ini adalah tipe kepemimpinan yang buruk dan paling umum
terjadi di sekolah-sekolah pedesaan. Kepala sekolah memiliki jalinan hubungan
baik dengan bawahan, siswa dan wali murid tetapi bukan dalam konteks memuluskan
tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah semacam ini biasanya paling disukai bawahan.
Meski tidak efektif, suasana sekolah biasa terasa kompak, karena hubungan baik
tersebut lebih menonjol dari segi hubungan pertemanan, bukan relasi
profesional. Ciri paling umum dari tipe kepala sekolah ini adalah:
a. Guru paling berpengaruh di sekolah karena kemampuan
berkomunikasinya, meski sebenarnya bukan guru terbaik. Penguasaan konsep kerja
sepenggal-penggal, tapi banyak berbicara meski sebenarnya tidak fokus.
b. Penguasaan managemen, administrasi, dan didaktik-metodik
rendah, bahkan di bawah guru kebanyakan. Akibatnya, dia tidak mampu
melaksanakan tugas-tugas supervisi, evaluasi, apalagi membimbing guru yang
lain.
c. Kualitas kepemimpinan (leadership) rendah dan
instan, sehingga disertai dengan terjadi kepemimpinan terbalik. Kepala sekolah
justeru segan dan tidak berani memberi instruksi pada bawahan, padahal
seharusnya bawahan yang segan kepadanya.
d. Kemampuan berinteraksi dengan guru, siswa dan wali murid
sangat baik, hingga sering kali mampu menutupi kelemahan sekolah.
e. Managemen sekolah kurang efisien, karena suka mengadakan
kegiatan yang berskala massive.
Sudah barang tentu kepemimpinan seperti ini tidak efektif.
Arah program dan kualitas pembelajaran di sekolah tidak akan terfokus pada
tujuan yang seharusnya ditetapkan dengan cermat.
Meski
demikian, tipe kepemimpinan seperti ini bukan tidak ada gunanya. Kepemimpinan
semacam ini biasanya dibutuhkan untuk kepentingan jangka pendek. Para pemimpin
semacam ini biasanya dibutuhkan oleh para politisi, tapi bukan sekolahan.
Mereka mampu memobilisasi massa, seperti menggerakkan
demonstrasi atau dukung mendukung pejabat. Pada tingkat tertentu mereka mampu
memanipulasi emosi banyak orang hingga tanpa berfikir panjang tergerak
mendukung atau menentang sesuatu.
4.
Tipe Gambar/Simbul
Ini adalah tipe kepemimpinan paling buruk, tetapi banyak
juga sekolah yang dipimpin oleh pemimpin semacam ini. Pemimpin hanya berperan
sebagai gambar/simbul.
Keberadaannya seolah hanya sebagai syarat kelengkapan saja.
Kepemimpinan semacam ini dapat dijumpai pada pemimpin sekolah dengan ciri-ciri:
a. Jarang berbicara mengenai urusan riil di sekolah, karena
tidak memiliki konsep pengelolaan sekolah (zero vision) dan fokus
pemikirannya tidak ke sekolah.
b. Yang paling banyak dikerjakan biasanya hanya tanda
tangan, karena secara riil tidak menguasai tugasnya, baik edukatif, managerial
hingga administratif.
c. Pada dasarnya dia lebih nyaman berada di luar sekolah,
dan merasa kurang hidup saat berada di sekolah.
d. Cenderung pasrah dan biasa mewakilkan tugas sepenuhnya
pada orang lain.
e. Suka menghindari supervisi, evaluasi dan kurang suka ikut
pelatihan (managamen, administrasi dan pembelajaran).
f. Kurang suka melakukan rapat dan evaluasi dengan guru,
pegawai maupun stake holder sekolah yang lain, karena tidak tahu apa yang harus
dibahas.
g. Jarang berinteraksi dengan siswa secara langsung, karena
visi edukatifnya lemah.
h. Menunda-nunda pekerjaan, mencari-cari alasan, menyalahkan
situasi, aturan atau orang lain karena pada dasarnya tidak mampu melaksanakan
tugas, juga tidak berani mengatasi keadaan.
A. Aspek-Aspek Administrasi Pendidikan dan Supervisi
Pengertian Administrasi Pendidikan
Kata “Administrasi”
berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad danministrare. Kata ad
mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam BahasaInggris, yang berarti “ke”
atau “kepada”. Dan ministrare sama dengan to saveatau to conduct yang berarti
“melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.Dalam Bahasa Inggris to administer
berarti pula “mengatur” , “memelihara” (tolook after), dan mengarahkan. (M.
Ngalim Purwanto, 2004 : 1)Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur
semua kegiatan didalammencapai suatu tujuan.Sedangkan administrasi ialah
segenap proses pengarahan dan pengintegrasiansegala sesuatu, baik personal,
spiritual maupun material yang bersangkut pautdengan pencapaian tujuan Organisasi
administrasi Pendidikan dan Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan
yang berhubungandengan pengelolaan pendidikan di suatu negara.Didalam
administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya:- Adanya sekelompok
manusia (sedikitnya dua orang)- Adanya tujuan yang hendak di capai bersama-
Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan- Adanya perlengkapan dan peralatanAgar
kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalandengan baik dan
mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatutahapan proses
yang merupakan daur (siklus). Adapun
proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervise kepegawaian dan
pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsitersebut satu sama lain bertalian sangat
erat. Untuk menadapat gambaran yanglebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di
bawah ini akan diuraikan secara lebih rinci :
1.Perencanaan(Planning)
2.Pengorganisasian(Organizing)
3.Pengkoordinasian
(Coordinating)4.Komunikasi
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey: Supervisi
adalah suatu programyang memperbaiki pengajaran.
Dalam dictionary of education, Good Carter
memberikan definisi sebagai berikut: “Supervisi adalah segala usaha dari
petugas-petugas sekolah dalammemimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya
dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan
guru-guru,menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran
danmetode mengajar dan penilaian pengajaran.Menurut Alexander dan Saylor:
“Supervisi adalah suatu program inserviceeducation dan usaha memperkembangkan
kelompok (group) secara bersama.Menurut Boardman: “Supervisi adalah suatu usaha
menstimulir,mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru
sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti, dan lebihefektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pegnajarna, sehingga
dengan demikianmereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat
demokrasimodern
Tujuan Supervisi Pendidikan Meliputi :
a.Membantu guru-guru
untuk lebih memahami tujuan yangsebenarnya dari pendidikan dan perencanaan
sekolah dalam usahamencapai tujuannya.
b.Membantu
guru-guru untuk dapat lebih menyadari danmemahami kebutuhan-kebutuhan dan
kesulitan-kesulitan murid danmenolong mereka untuk mengatasinya.
c.Memperbesar
kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapidan mempersiapkan murid-muridnya
menjadi anggota masyrakatyang efektif.
d.Membantu guru-guru
mengadakan diagnose secara kritisaktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan-
kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka
merencanakan perbaikan.
e.Membantu guru-guru
untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnyadalam rangka tujuan perkembangan anak
didiknya.
f.Memperbesar
kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yangdemokratis dan guru dapat
mempelajari bersama catatan-catatantentang kemajuan murid guna menilai
keefektivan program yangdisusun.
g.Memperbesar ambisi
guru-guru untuk meningkatkan mutukaryanya secara maksimal dalam bidang profesi
(keahlianya).
h.Membantu guru-guru
untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.
i.Membantu untuk lebih
mempopulerkan sekolah kepadamasyarkat agar bertambah simpati dan kesedian
masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.Memperkenalkan
guru-guru atau karyawan baru kepada situasisekolah profesinya.k.Melindungi
guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan
kritik-kritik yang tak sehat darimasyarkat.l.Mengembangkan “profesionalisme
esprit e corps” guru-guru.
Fungsi Supervisi
Setelah dibuat
organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-seksinya, maka kemudian
harus diadakan pengawasan (supervisi) oleh pimpinansekolah atau atasannya.
Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinantimbulnya situasi yang menghambat
jalannya administrasi pendidikan di sekolah.Karena hambatan itu makin lama
makin banyak, maka ada kemungkinan tujuantidak tercapai dalam waktu yang telah
direncanakan.Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas
supervisi ialahsebagai berikut:
1.Menjalankan
aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,sebagai kegiatan
pendidikan di sekolah dalam segala bidang
2.Menentukan
syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di
sekolah.
3.Menjalankan
aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk
menghilangkanhambatan-hambatan.Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari
supervisi adalah ditujukankepada perbaikan pengajaran.Sehubungnad engan hal
tersebut di atas, maka Swearingen memberikan 8fungsi supervisi sebagai berikut:
1.Mengkoordinis semua
usaha sekolah
2.Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah
3.Memperluas
pengalaman guru-guru
4.Menstrimulir
usaha-usaha yang kreatif
5.Memberikan fasilitas
dan penilaian yang terus menerus
6.Menganalisis situasi
belajar dan mengajar
7.Memberikan
pengetahuan/skill kepada setiap anggotastaf
8.Membantu
meningkatkan kemampuan mengajar guru-guruTugasnya fungsi supervisi adalah untuk
memelihara program pengajarandengan sebaik-baiknya.Adapun tugas kepala sekolah
sebagai supervisor dapat disingkatkan sebagai berikut:
1.Merancang,
mengarahkan dan mengkoordinir semuaaktivitas, agar sekolah berjalan dengan baik
menuj tercapainya tujuan sekolah
2.Membimbing para guru
agar menunaikan tugasnyadengan penuh semangat dan kegembiraan
3.Membimbing para
murid untuk belajar rajin, tertib dangiat.
4.Menjaga suasana baik
dalam sekolah, antara guru-guru,antar murid-murid, antar pegawai, antar kelas
sehingga tercapai suasanakekeluargaan
5.Melaksanakan hubungan baik ke dalam dan ke
luar
6.Menjaga adanya koordinasi antara seksi-seksi
dalam organisasi sekolah dan sebagainya.Kesimpulan: jadi melaksanakan supervisi
adalah membantu meningkatkansituasi belajar pada umumnya dan membantu guru,
agar ia mengajar lebih baik,sehingga dengan demikian murid dapat mengajar
dengan lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ibarat
tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat
seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu
pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang
otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke
mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki.
Administrasi ialah segenap proses pengarahan dan
pengintegrasian segalasesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi
Pendidikan dan Administrasi SekolahAdministrasi dalam pendidikan yang tertib
dan teratur, sangat diperlukanuntuk meningkatkan kemampuan pengelolaan
pendidikan bagi Kepala Sekolahdan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berakibat positif, yaitu makinmeningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada
kinerja di dunia pendidikantersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perluinformasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkutdua hal pokok
yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan(reporting
system).
B. Saran
Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dansaran dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar